Youth Duke
Bacaan Minggu ke-1 April :
1 Korintus 2:16 "Sebab: 'Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?' Tetapi kami memiliki pikiran Kristus."



Ayat ini membuat banyak orang bertanya-tanya.
Jika ini bukan pernyataan dari Alkitab, mereka tidak akan percaya.
Karena, kebanyakan orang menggeleng-gelengkan kepala mereka dan bertanya, "Bagaimana ini bisa terjadi?"

Paulus tidak mengatakan bahwa kita sempurna atau bahwa kita tidak akan pernah gagal.
Dia memberitahu kita, sebagai orang percaya dalam Yesus, Anak Allah, kita diberi pikiran Kristus.
Artinya, kita bisa memiliki pikiran rohani karena Kristus hidup di dalam diri kita.
Kita tidak lagi berpikir dengan cara yang dulu pernah kita lakukan.
Kita bisa mulai berpikir seperti yang Dia lakukan.

Cara lain untuk melihat ini adalah dengan menunjuk pada janji Allah melalui Yehezkiel: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu." (Yehezkiel 36:26-28)

Allah memberikan janji itu melalui nabi ketika orang Yahudi berada dalam pengasingan di Babel.
Dia ingin menunjukkan kepada mereka bahwa situasi mereka saat itu bukanlah akhirnya.
Mereka telah berdosa dan gagal dalam setiap cara, tetapi Allah tidak akan meninggalkan mereka.
Sebaliknya, Dia akan mengubah mereka.
Dia akan memberi mereka semangat baru -- Roh Kudus-Nya.

Ketika kita memiliki Roh Kudus yang hidup dan aktif dalam diri kita, pikiran Kristus sedang bekerja.
Pikiran Kristus diberikan kepada kita untuk mengarahkan kita kepada jalan yang benar.
Jika kita memiliki pikiran-Nya, kita akan berpikir positif.
Kita akan berpikir tentang bagaimana diberkatinya kita -- betapa baik Tuhan kepada kita.
Sangat penting untuk menjadi positif, saya tidak akan pernah merasa cukup untuk berbicara tentang kekuatan dalam menjadi positif.

Yesus bersikap positif, meskipun dibohongi, kesepian, disalahpahami, dan banyak hal negatif lainnya yang Dia alami.
Dia ditinggalkan oleh murid-murid-Nya saat Dia paling membutuhkan mereka, namun Dia tetap positif -- selalu mampu mempunyai suatu semangat dan kata-kata yang menguatkan.
Hanya berada di hadirat-Nya akan membuat semua ketakutan, pikiran negatif, dan keputusasaan mengecil dan akhirnya menguap.

Pikiran Kristus di dalam kita adalah positif.
Jadi ketika kita jatuh dalam kesempatan untuk menjadi negatif tentang sesuatu, kita harus segera memahami bahwa kita tidak beroperasi dengan pikiran Kristus.
Tuhan ingin kita selalu dikuatkan.
Itu adalah musuh jiwa kita yang ingin kita merasa tertekan -- depresi.
Tidak mungkin menjadi depresi tanpa menjadi negatif.
Kita memiliki banyak kesempatan untuk mempunyai pikiran negatif, tapi itu bukan pikiran Kristus yang bekerja di dalam kita.
Kita tidak harus menerima pikiran-pikiran itu.
Mereka bukan milik kita!

Setiap situasi yang terjadi memberikan kita kesempatan untuk membuat pilihan.
Sudah jelas, tentu saja bahwa kita dapat memilih yang baik atau yang buruk.

Apa yang sering kita lupakan adalah bahwa kita telah memilih yang buruk atau yang salah tanpa menyadarinya.
Kita mengikuti pola yang lama atau pikiran lama kita dan bukan pikiran Kristus.
Sebagaimana Allah berjanji kepada orang-orang Yahudi melalui nubuatan Yehezkiel, Dia akan memberi kita hati yang baru dan semangat baru, tapi kita masih memiliki kekuatan untuk memilih pikiran yang mana yang ingin kita ikuti.

Memiliki pikiran Kristus adalah memilih untuk menjadi positif dalam segala situasi kehidupan, dengan demikian kita berada di dalam jalur yang benar.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Joice Meyer)
Labels: edit post
0 Responses

Posting Komentar